Izin Ku Menulis

Izin Ku Menulis

Selasa, 29 Ogos 2017

Ada apa pada hari Kebangsaan tahun ini (31 Ogos 2017)?

Sebaik-baik do’a adalah do’a hari Arafah -9 Dzulhijjah-. Maksudnya, do’a ini 
paling cepat diijabahi. Sehingga kita diperintahkan untuk konsen melakukan 
ibadah yang satu ini di pada hari Arafah, apalagi untuk orang yang sedang wukuf 
di Arafah.

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah
hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan 
mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan 
oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 
bersabda,
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh
 Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling 
cepat dipenuhi atau terkabulkan (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 10: 33).
Apakah keutamaan do’a ini hanya khusus bagi yang wukuf di Arafah? Apakah 
berlaku juga keutamaan ini bagi orang yang tidak menunaikan ibadah haji?
Yang tepat, mustajabnya do’a tersebut adalah umum, baik bagi yang berhaji 
maupun yang tidak berhaji karena keutamaan yang ada adalah keutamaan pada hari. 
Sedangkan yang berada di Arafah (yang sedang wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah), 
ia berarti menggabungkan antara keutamaan waktu dan tempat. Demikian kata 
Syaikh Sholih Al Munajjid dalam fatawanya no. 70282.
Tanda bahwasanya do’a pada hari Arafah karena dilihat dari kemuliaan hari tersebut 
dapat kita lihat dari sebagian salaf yang membolehkan ta’rif. Ta’rif adalah berkumpul 
di masjid untuk berdo’a dan dzikir pada hari Arafah. Yang melakukan seperti ini adalah
sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhumaImam Ahmad masih membolehkannya 
walau beliau sendiri tidak melakukannya.
Syaikh Sholih Al Munajjid -semoga Allah berkahi umur beliau- menerangkan, “Hal ini 
menunjukkan bahwa mereka menilai keutamaan hari Arafah tidaklah khusus bagi 
orang yang berhaji saja. Walau memang berkumpul-kumpul seperti ini untuk dzikir dan 
do’a pada hari Arafah tidaklah pernah ada dasarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Oleh karena itu Imam Ahmad tidak melakukannya. Namun beliau beri keringanan dan 
tidak melarang karena ada sebagian sahabat yang melakukannya seperti Ibnu ‘Abbas 
dan ‘Amr bin Harits radhiyallahu ‘anhum.” (Fatawa Al Islam Sual wal Jawab no. 70282)
Para salaf dahulu saling memperingatkan pada hari Arafah untuk sibuk dengan ibadah 
dan memperbanyak do’a serta tidak banyak bergaul dengan manusia. ‘Atho’ bin Abi Robbah 
mengatakan pada ‘Umar bin Al Warod,  “Jika engkau mampu mengasingkan diri di siang
hari Arafah, maka lakukanlah.” (Ahwalus Salaf fil Hajj, hal. 44)
Do’a ini bagi yang wukuf dimulai dari siang hari selepas matahari tergelincir ke barat 
(masuk shalat Zhuhur) hingga terbenamnya matahari.
Semoga Allah memudahkan kita untuk menyibukkan diri dengan do’a pada hari Arafah.