Izin Ku Menulis

Izin Ku Menulis

Ahad, 30 Mac 2014

Ciri-Ciri Hadith Palsu

 
 
Kebanyakkan umat Islam di Malaysia pasti akan pernah mendengar kalimat kata-kata seperti “Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China”, “Perselisihan dalam umatku dalah rahmat”, “Rejab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, sedangkan Ramadan adalah bulan umatku” atau "Sesiapa yang mengenal dirinya maka dia telah mengenal tuhannya". Ini adalah kerana ianya telah disebarkan di kalangan masyarakat Islam oleh sesetengah penceramah dan penulis buku agama dan mereka sandarkannya sebagai sabda Nabi Muhammad s.a.w.. Namun begitu tahukah anda bahawa kalimat-kalimat tersebut merupakan hadis palsu (mawdhu’)? Hadis palsu adalah sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah s.a.w. secara dusta baik mengenai ucapannya, perbuatannya mahupun perakuannya. Para ulamak juga telah sepakat diharamkan untuk meriwayatkan hadis palsu bagi mereka yang mengetahuinya dalam bentuk apa pun kecuali disertai dengan penjelasan akan kepalsuan hadis tersebut. Dalil yang mengharamkan periwayatan hadis palsu adalah sabda Rasulullah s.a.w.:

“Sesungguhnya berdusta di atas (nama)ku tidaklah sama dengan dengan berdusta kepada orang lain. Maka barangsiapa yang berdusta di atas (nama)ku dengan sengaja, hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka” – Hadis riwayat Imam Bukhari (no: 1291) dan Muslim (no: 4) di dalam kitab Shahih mereka.

Khamis, 13 Mac 2014

Siapakah Golongan Ahbash?

Suka mengkafir dan menyesatkan orang lain bukan akhlak muslim. Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpegang kepada asas tidak mengkafirkan individu muslim yang lain melainkan terdapat bukti yang yakin tanpa syak dan tiada keuzuran lagi yang boleh diberikan kepadanya. Sabda Nabi s.a.w:
“Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Selasa, 4 Mac 2014

Persoalan Qadha dan Qadar




Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin


Siapakah yang tidak wajib mempelajari Aqidah khususnya Qadar

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : "Siapakah yang tidak wajib mempelajari Aqidah, khususnya Qadar karena dikhawatirkan salah ?".

Jawaban:
Masalah ini sebagaimana masalah penting lainnya harus dipahami oleh manusia untuk agama dan dunianya. Dia harus mendalami dam memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mampu memahami dan meyakininya sehingga permasalahannya menjadi sangat jelas. Karena seseorang tidak boleh meragukan sedikitpun tentang masalah-masalah penting seperti ini. Adapun masalah yang tidak merusak agama bila ditunda dan tidak dikhawatirkan menjadi sebab berpalingnya seseorang (dari agama), maka boleh ditunda selama masih ada hal yang lebih penting daripadanya. Masalah Qadar adalah masalah yang wajib dipahami oleh setiap hamba (Allah) sehingga dapat menghantarkannya pada keyakinan yang mendalam. Sebenarnya masalah tersebut tidaklah sulit, segala puji hanya bagi Allah. Hal yang memberatkan pelajaran aqidah bagi sebagian orang adalah karena mereka, dengan sangat disayangkan lebih mendahulukan sisi "bagaimana" dari pada "mengapa". Sebenarnya manusia dituntut untuk menggunakan dua kata tanya secara berurutan, yaitu "mengapa" baru disusul dengan "bagaimana". Mengapa kamu melakukan itu ? (Jawabnya), ini adalah keikhlasan. Bagaimana cara kamu melaksanakan itu ? (Jawabnya) dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Isnin, 3 Mac 2014

Semakan Hadith Online



Jom kita menyemak hadith-hadith secara online. Klik kat SINI

Belajar ilmu hadith pula sila klik di SINI

Moga bermanfaat.