Izin Ku Menulis

Izin Ku Menulis

Selasa, 23 Julai 2013

Talbis Iblis terhadap para ulama


 
Foto sekadar hiasan

Di antara manusia ada yang memiliki hasrat dan semangat yang tinggi, sehingga mereka bisa mendalami berbagai cabang ilmu syariat, berupa ilmu Al-Qur`an, hadits, fiqih dan sastra. Lalu Iblis mendatangi mereka dengan talbis-nya yang lembut, sambil membisikkan kesombongan kepada mereka, karena mereka bisa mendalami berbagai macam ilmu dan bisa mengulurkan manfaat kepada orang lain. Di antara mereka ada yang tidak pernah bosan menggali ilmu dan merasakan kenikmatan dalam penggalian ini, yang tentu saja karena bisikan Iblis. Iblis bertanya kepadanya, "Sampai kapan engkau merasa letih melakukan semua ini? Tenangkan badanmu dalam memikul beban ini dan lapangkan hatimu dalam menikmati ilmu. Karena jika engkau melakukan kesalahan, maka ilmu dapat membebaskan dirimu dari hukuman." Lalu Iblis membisikinya tentang kelebihan yang dimiliki para ulama. Jika seseorang terkecoh dan menerima bisikan serta talbis Iblis ini, maka dia akan celaka. Jika setuju, maka dia dapat berkata, "Jawaban atas pernyataanmu dapat ditinjau dari tiga sisi:

Introduksi


Assalamualaikum wrh, 

Setiap orang perlukan wadah atau tempat atau medan untuk mengekspresikan apa jua yang terkandung di dalam benak mereka. Saya bukan cuba menjadi ahli psikologi di sini, tetapi berdasarkan pengalaman, antara medium-medium yang biasa ialah:
  1. Diari (Saya tak pernah ada diari yang diisi lengkap, kecuali diari perharian sebagai badan beruniform :-)
  2. Laman sosial seperti Facebook, twitter (saya ada akaunnya tapi tak minat menggunakannya)
  3. Blog (Sekarang saya sedang buat)
  4. Sahabat handai dan rakan taulan
  5. Bercakap seorang diri (perlu pergi berubat ni :-)
Pelbagai bentuk luahan rasa diutarakan. Ekspresi tersebut biasanya sesuatu yang personal dan berbentuk privasi. Mereka perlu menyedari bahawa darinya orang boleh mengenal peribadi atau perawakan si penulis itu.